H Hendra Gunawan : Petani Adalah Pahlawan Kita

468

MUSIRAWAS NS – Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berhasil mengembangkan tanaman padi varietas baru dengan sentuhan teknologi nuklir yang ditanam di areal persawahan di Desa G1 Mataram, Kecamatan Tugumulyo. Rabu, (04/09/2019).

Bupati Musi Rawas, H Hendra Gunawan (H2G) yang membuka langsung panen raya padi varietas baru tersebut mengatakan, memberikan apresiasi setingi-tingginya kepada semua pihak, yang terlibat dalam pengembngan padi dengan teknologi nuklir tersebut, terutama kepada para petani, kendati musim kemarau padi masih bisa tumbuh dengan baik.

“Petani adalah pahlawan kita,” kata Bupati.

Pengembangan padi tersebut adalah kerjasama Universitas Musi Rawas yang tertuang dalam salah satu kurikulum yang mengkhususkan dalam bidang pertanian dengan BATAN program Agro Techno Park (ATP). Dalam pelaksanaan panen raya Pemkab juga mengundang daerah-daerah lain agar kedepan bisa diajak kerjasama, tutup Bupati.

Kepala BATAN Prof Anhar Riza Antariksawan menjelaskan, jika ATP yang sudah bekerjasama baru tiga wilayah yakni Kabupaten Musi Rawas, Polewali Mandar, dan Klaten, untuk di Musi Rawas dipusatkan di Kecamatan Tugumulyo yang sudah lema bekerjasama dengan BATAN.

“Saya kesini tahun 2015, saat itu ATP sedang dibicarakan dan belum berjalan. Tapi saat itu saya tahu jika kelompok tani yang ada disini sangat antusias untuk menerima kami membentuk ATP ini,” jelasnya.

Untuk diketahui, jika program ATP ini penegasan dari pemerintah pusat, yang ditugaskan untuk membentuk 3 ATP yang juga sudah ditentukan daerahnya, yakni Musi Rawas, Klaten dan juga Polewali Mandar.

Ketiga daerah menerima Batan dengan baik, khusunya di Musi Rawas, diakuinya beberapa saat tidak mengikuti lagi, tetapi mendengar hasil panen, dari satu jenis kualitas saja itu sudah bisa dikatakan diatas rata-rata, dan tentu sangat menggembirakan bagi teman-teman di Batan.

“Selama ini banyak yang beranggapan tenaga nuklir hanya bom dan radiasi saja, tapi juga bisa diterapkan di bidang pertanian,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Tohirin dalam sambutannya menjelaskan, Kepala Dinas Pertanian, Tohirin mengatakan sesuai SOP bahwa ubinan yang dihitung sudah dilakukan kemarin, sebanyak lima titik sampel ubinan ukuran 2,5×2,5 meter. Hasil pengambilan ubinan panen padi sawah kualitas Batan di desa G1 Mataram 3 September 2019, jenis sawah irigasi meskipun sekarang sedang kekeringan.

Kelompok tani makmur dengan lokasi sawah mewakili kelompok tani makmur, tanggal tanam 6 Juni 2019, jarak tanam 25×25 cm, ukuran nominal 2,5×2,5 meter, hasil ubinan rata-rata 8,6 ton gabah kering panen setelah dihitung, jika konversikan ke gaba kering giling maka didapat hasil 7,38 ton gabah kering perhektarnya.

Menurut informasi yang diterima, bawha potensi hasil awal dari kwalitas ini 6,5 sampai dengan 6,8 d Ngan dikian berarti ubinan yang kita dapat dilokasi lebih dari lebih tinggi dari yang dirilis tahun 2016 itu. Ini dengan kadar 15,3 persen dan sangat kering, tapi kalau saja kadar air 20 atau 22, maka akan mencapai 8 ton lebih gabah kering giling.

“Hasil yang sekarang jika dikonverensikan hasil berasnya lebih kurang 4,7 ton beras perhektarnya,” kata Tohirin. (Rudi/ADV)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here