LUBUKLINGGAU, NS – Menyikapi banyaknya keluhan warga terkait pengelolaan wisata sungai kasie, Di Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, diadakannya rapat tingkat kelurahan yang dihadiri oleh pihak kelurahan, ketua RT lubuk Tanjung, Bhabinkamtibmas, Polsek Lubuk Linggau Barat I (satu), Pemangku adat, ketua karang taruna dan mewakilan Pedagang wisata kasie, dan para Petani pemilik lahan persawahan wilayah sungai kasie, (26/07/2024)
Dalam kegiatan rapat yang dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dalam notulen rapat mendengar hal positif dan negatif bagi petani dan pedagang wisata sungai kasie diantaranya, adanya dugaan pengerukan aliran sungai kasie menggunakan alat berat (excavator) oleh pengelola.
Selanjutnya, adanya Karcis Retribusi sebesar Rp 2500 dengan alibi uang kebersihan, pengunjung harus bayar kalau hendak menyebrang jembatan sungai kasie, masyarakat setempat terkhusus warga Lubuk Tanjung, Kayuara, Lubuk Aman juga harus bayar, pengunjung yang mandi menggunakan ban mobil tidak boleh melintasi tempat aliran sungai yang di kelola pengelola.
wisata sungai kasie di kelola secara pribadi dan tidak melibatkan karang taruna, hingga sampai saat ini belum diketahui terkait izin pengelola wisata sungai kasie.
Selanjutnya, petani mengeluh saat pengerukan yang di lakukan pengelola, yang dikhawatirkan persawahan kekurangan debit air. Selain itu akan menjadi ancaman lahan persawahan jikalau air kasie bisa aja menghantam persawahan masyarakat.
Masyarakat yang hadir dalam forum rapat meminta agar wisata sungai kasie di tutup sampai batas waktu yang di tentukan
Lurah Lubuk tanjung (Supawi) menyampaikan, berdasarkan keluhan masyarakat dan pedagang yang hadir dalam rapat menghasilkan kesepakatan
hasil musyawarah yang di laksanakan pada hari ini, berdasarkan keluhan masyarakat dan pedagang terkait wisata sungai kasie yang belum mengantongi izin, maka wisata sungai kasie ditutup.
“Pihak pengelolah sudah kita undang, tapi tidak hadir. Untuk sementara waktu wisata sungai kasie di tutup sampai waktu batas waktu yang tidak di tentukan,” Jelasnya.
Selain itu, jalan yang dilintasi petani untuk menuju areal perswahan tersebut adalah hibah dari pemerintah dan sudah dibuat jalan umum”, tutupnya. (Rd)
