REJANG LEBONG, NS – Sekitar 200 lebih warga Desa Apur Kecamatan Sindang Beliti Ulu (SBU) Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu Sabtu (1/10/2022) sekitar pukul 08.00 Wib turun ke jalan. Ratusan pemuda, pria dewasa dan para orang tua itu turun dengan membawa senjata meliputi parang, arit dan senjata tajam lainnya.
Aksi warga Apur yang membuat jalan desa yang merupakan jalan provinsi sempat macet itu dipicu karena kekesalan warga. Pasalnya mereka merasa tidak diperhatikan pemerintah. Terkhusus terkait keberadaan jalan mulai dari Simpang Apur di Kepala Curup hingga Desa Apur yang kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan mengkhawatirkan.
“Sudah banyak kejadian khususnya kecelakaan di jalan ini (jalan simpang Apur Kepala Curup – Desa Apur). Karena jalannya rusak parah, sementara, ini adalah akses vital bagi warga Apur dan warga desa lainnya. Makanya warga emosi dan sepakat untuk melakukan aksi turun ke jalan,” kata Ded, salah seorang warga Apur.
Aksi turun ke jalan dengan membawa senjata itu tidak lain untuk melakukan tebas bayang sisi jalan yang seharusnya menjadi tugas atau kerja pemerintah. Pohon, dan rerumputan yang sudah tinggi bahkan memakan badan jalan ditebas habis oleh warga untuk meluapkan emosinya.
“Kami emosi karena jalan ini tak juga diperbaiki, cuma janji-janji belaka. Alhamdulillah ada orang atau donatur yang peduli untuk memperbaiki jalan dari Simpang Kepala Curup sampai ke Desa Apur. Makanya kami tergerak untuk gotong royong membersihkan jalan dengan melakukan tebas bayang terlebih dahulu,” ungkap koordinator aksi gotong royong warga Apur itu.
Sementara itu ditambahkan tokoh masyarakat Desa Apur H Effendi, aksi tersebut menurutnya murni ide dan kesepakatan serta kepedulian warga karena terdorong dari adanya donatur yang akan memperbaiki jalan yang rusak itu.
“Aksi ini sama sekali tidak ada unsur politis apapun atau kepentingan tertentu. Murni kepedulian terhadap warga khususnya jalan menuju ke Desa Apur,” kata H Fendi yang turun langsung ikut dengan ratusan warga melakukan tebas bayang dan pembersihan jalan.
Selain tebas bayang dalam aksi yang sempat membuat pengguna jalan terkejut bahkan sempat was-was melihat massa bersenjata lengkap itu juga langsung dilakukan pengukuran jalan yang rusak.
“Kita bantu langsung pengukuran dan penandaan jalan yang rusak baik yang berlubang, longsor dan lainnya. Pengukuran dilakukan untuk menghitung volume bahan untuk pengecoran jalan nantinya,” kata relawan tim teknis yang membaur dengan warga Apur.
Hasilnya ada 43 titik jalan yang rusak parah dan akan dilakukan perbaikan dengan pengecoran.
“Kita perbaiki dengan teknis yang tepat layaknya pengecoran jalan rigit beton terhadap jalan yang rusak. Menggunakan mobil molen dan pekerja yang mumpuni. Untuk lubang besar dan dalam akan dibantu dengan rangka besi biar lebih kokoh,” ungkap tim relawan itu menerangkan teknisnya dan menambahkan sebelum pengecoran akan dilakukan persiapan kembali dengan membersihkan semua lubang jalan yang akan ditambal.
Sebagai informasi tambahan perbaikan jalan dimotori adanya donatur yang peduli dengan jalan tersebut. Hal itu memantik warga untuk ikut membantu. Makanya warga melakukan rapat Di Masjid Al Huda Desa Apur pada Sabtu ( 24/9) lalu dan sepakat ikut membantu tebas bayang dan kembali turun untuk mengatur alur lalu lintas dan pengamanan saat pelaksanaan perbaikan jalan itu nantinya. Tidak hanya itu saja warga juga membantu dalam hal lainnya mulai dari peralatan gotong royong, makan minum bahkan bantuan dana untuk menambah pendanaan perbaikan jalan tersebut agar lancar.
Aksi gotong royong warga Apur sendiri berlangsung kurang lebih 4 jam mulai pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB. Hasilnya jalan mulai dari Simpang Apur Kepala Curup hingga Desa Apur kini terlihat lebih lebar dan membuat jalur lebih aman. Para penggguna jalan kini begitu lega melalui jalur itu.
“Alhamdulillah. Selama ini sering terjadi kecelakaan karena jalan sempit akibat tumbuhan disamping sudah menutup jalan. Sementara jalan rusak parah. Tapi setelah ditebang dan dibersihkan kini lebih aman dan nyaman lewat, apalagi nanti kalau sudah diperbaiki,” kata ibu-ibu warga setemat yang sering menggunakan sepeda motor melalui akses tersebut. (rls)